Skip to main content

Stand Kami di PSB ITB 2010




Sabtu, 8 Mei 2010, KM ITB mengadakan event 2 tahunan yaitu Pameran Seni Budaya ITB 2010 dimeriahkan pagelaran seni tari, nyanyi, music mahasiswa/i ITB, pelajar sekolah , Saung Angklung Udjo, pameran Seni Budaya, pameran Kuliner dan pameran Industri Kreatif.


Nah, di Pameran Industri Kreatif lah kami mendapat kesempatan menggelar stand. Sungguh kesempatan yang langka dan berharga, diantara stand baju, tas, assesories, kain batik, kerajinan bali, kerajinan flora kami menggelar barang recycle ( daur ulang) plastic dan kain.

Langka, karena pameran ini diadakan hanya tiap dua tahun sekali. Hingga kami ingin menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Berharga, karena apabila kami hanya membuat kerajinan dan menjualnya pada pameran seni budaya ini berarti kami membuang kesempatan untuk memperkenalkan recycle bekas kemasan.

Seperti kita ketahui, sudah banyak masyarakat yang peduli kelestarian lingkungan hidup sehingga mereka bersedia memisah-misah sampahnya.

Masalahnya, sesudah dipisah apalagi yang bisa mereka perbuat mengingat tukang sampah sering menyampur kembali 2 jenis sampah tersebut (sampah organik dan sampah anorganik).

Kami mencoba memberi solusi , yaitu membuat kerajinan dari bekas kemasan mie instant dengan harapan pengunjung yang bersedia mencoba membuat kerajinan mau mempraktekan sendiri di rumah atau bahkan menularkan ilmu tersebut ke tetangga atau teman komunitasnya.

Bagi pengunjung yang enggan berjibaku membuat kerajinanpun kami memberi solusi yaitu membentuk suatu komunitas, mengumpulkan bekas kemasannya dan mengundang pelatih untuk membuat kerajinan.

Hasilnya akan kami tampung untuk digelar di setiap pameran yang kami ikuti atau yang sedang diusahakan adalah meminta pertanggung jawaban produsen produk yang bersangkutan.

Menurut UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan UU no 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup, suatu perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produknya harus mempertanggung jawabkan bekas kemasannya.

Pemisahan sampah merupakan tanggung jawab individu (rumahtangga), instansi, dan badan usaha sedangkan pemerintah mengelola hasil pemisahan sampah tersebut.

Sebagai warganegara Indonesia tidak hanya harus taat pajak tetapi juga taat memisah sampah. Pembayaran pajak berkontribusi pada keberlangsungan penyelenggaraan negara sedangkan pemisahan sampah apabila dikelola baik oleh pemerintah akan berdampak langsung pada lingkungan hidup warganegara.

Karena itu gerakan memisah sampah dan mengelola sampah harusnya mendapat dukungan pemerintah. Apalagi sudah ada payung hukumnya, jadi mengapa nampaknya hal tersebut disepelekan.

Mungkin slogan “buy more” lebih menarik bagi pemerintah dibanding slogan “do more” karena dengan slogan “buy more” diharapkan warga akan belanja habis-habisan, roda perekonomian akan melaju kencang dan pajak yang disetor akan melambung. Pemerintah lupa bahwa warga yang mampu persentasenya kecil,sedangkan wong cilik yang menempati persentase terbanyak akan makin terpinggirkan karena untuk mencukupi kebutuhan primerpun mereka tidak mampu.

Makna apa yang ingin kami berikan pada pameran kali ini ? Jawabannya : Keseimbangan !

Diantara produk-produk konsumsi yang kreatif, produk-produk asli daerah yang tak kalah kreatifnya, kami ingin mengingatkan bahwa disetiap barang konsumsi pasti akan menghasilkan sampah. Sampah yang merupakan tanggung jawab setiap individu dan salah satu solusinya kami tunjukkan di stand kami.


(Pengunjung yang berlatih membuat kerajinan dibantu teman-teman difabel)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Tumpeng Singkong Yang Lekker

  Nasi tumpeng singkong pesanan Kecamatan Sukajadi Siapa yang tak kenal tumpeng? Setiap syukuran rumah baru, ulang tahun, khitanan dan berbagai even lain, umumnya penyelenggara pesta menghidangkan tumpeng. Mungkin karena mudah, tidak bingung menyerasikan nasi dan lauk pauknya. Yang penting rame ketika acara motong tumpeng yang biasanya ditandai dengan menyendok puncak tumpeng dan memberikan pada seseorang yang dihormati/disayangi.  Ternyata bentuk tumpeng yang mengerucut keatas merupakan symbol agar kualitas hidup terus meningkat, sedangkan lauk pauk menjadi symbol ekosistem kehidupan alam. Itulah mungkin penyebab begitu beragamnya lauk yang tersaji di tumpeng, mulai dari urap, telur balado, ayam goreng, sambal goreng tempe, perkedel dan tentu saja tak pernah ketinggalan: “sambal!” Mengingat begitu seringnya tumpeng disajikan, kamipun memutar otak agar syukur-syukur jika suatu kali nanti mendapat order, minimal ya memperkenalkan makanan olahan singkong dalam bentu

Imas Masitoh; Perempuan Pejuang dari Kampung Cibungur

Hidup dengan kekurangan materi tidak menyurutkan langkah Imas Masitoh Resmiati untuk berbuat baik pada sesama. Penjual gorengan berusia 42 tahun ini merasa terenyuh melihat banyaknya anak yatim piatu   disekitar tempat tinggalnya.   Imas memahami betapa mereka butuh perhatian dan kasih sayang. Kebutuhan intangible yang sering tidak dipedulikan   di masa serba cepat dan instan ini. Padahal banyak diantara anak yatim piatu yang tergolong anak berkebutuhan khusus. Imaspun   akhirnya   berinisiatif mengasuh mereka. Apa yang dilakukan Imas tergolong nekad. Penghasilan dari hasil menjual gorengan dan keset hasil kerajinan tangan yang dijajakan dari rumah ke rumah, jelas tidaklah cukup. Ditambah suaminya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Rumah kecilnya juga tidak dapat menampung penghuni baru karena Imas sudah memiliki 2 anak. Namun Imas percaya, Tuhan akan membantu setiap perbuatan baik. Dan keyakinannya terbukti, bantuan mengalir. Jumlah anak yang diasuhnya bertam

Perkedel Singkong Yang Yummyyyy........

  perkedel singkong, selalu disertakan pada tumpeng singkong Awalnya hanya ajakan untuk membuat nasi tumpeng singkong, sebagai pengganti nasi tumpeng beras yang jamak ditemui diperhelatan. Ternyata salah seorang anggota komunitas, ibu Odang berkreasi membuat perkedel singkong. Rasanya? Luar biasa, yummyyy …… mungkin karena ngga bikin eneg ya? Menurut ibu Odang, singkong bisa diparut halus dahulu kemudian dibumbui, atau dikukus hingga mekar kemudian dihaluskan selagi panas. Bahan-bahannya sebagai berikut: 500 gram singkong 100 gr daging cincang 1 sendok makan margarin 3 siung bawang putih dikeprek 2 siung bawang merah diiris halus 2 lembar daun bawang Merica secukupnya Pala halus secukupnya Garam secukupnya 1 kuning telur 1 putih telur Minyak untuk menggoreng Cara membuat: 1.     Panaskan margarine, tumis bawang merah dan bawang putih yang telah diulek bersama merica dan pala. 2.     Masukkan daging cincang, masak hingga harum dan ai