Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2012

Kiprah Anak Di Nu-Substance Festival 2012

4 hasil karya anak-anak komunitas bantaran sungai Cidurian (dok. Maria Hardayanto) Bandung kota kreatif, rupanya menjadi julukan tak terbantahkan. Berbagai ide baru muncul dari Bandung. Pangan, sandang dan musik. Mulai makanan seperti batagor dan keripik pedas bernama ndeso  Maicih. Aneka produk distro yang diapresiasi  pada gelaran tahunan Kickfest hingga perkawinan aliran musik Karinding dan heavy metal.  Semua berlimpah bagaikan kota lautan kreativitas. Tetapi bagamana dengan anak-anak usia sekolah? Apakah mereka mendapat kesempatan berkreativitas? Atau sebaliknya  mendapat intruksi hingga tercetak lulusan mirip  hasil pabrikan? Penulis mendapat kesempatan dua kali ketika anak-anak tersebut asyik menggambar. Kali pertama di acara De Syukron, acara ulang tahun Jawa Barat ke 67 yang  menyelenggarakan lomba menulis bertema : “Jawa Barat di Masa Depan” dan diikuti beberapa SDN ternama Kota Bandung. Ditunjang peralatan gambar maksimal, anak- anak menggambar cukup bagus, mer

Dunia Anak Yang Terenggut

dok. Dewi Laily Purnamasari “ Keceriaan anak-anak mewarnai dunia … seumpama warna-warni balon yang bebas terbang menembus langit untuk meraih cita-cita, alangkah eloknya bila kegembiraan anak-anak inipun dirasakan anak-anak jalanan dengan berbagi kasih sayang dan kepeduliaan” Ketika melihat keceriaan anak-anak, apa yang terlintas di pikiran kita? Mungkin, bukankah seharusnya anak-anak hidup bahagia? Tertawa lepas, bernyanyi, bermain dan berlari kesana-kemari seolah tak mengenal lelah. Anak-anak bagaikan kertas polos yang melihat dunia penuh dengan warna, tidak sekedar hitam putih. Mereka selalu ingin tahu, selalu bergerak, selalu berpetualang  dan mencoba hal baru hingga orang tua menyekatnya dengan kata: “Jangan!” eksploitasi rasa kasihan (dok. Maria Hardayanto) Tetapi sayang tidak semua anak beruntung. Banyak anak yang terenggut dari dunia mereka. Di usia bermain mereka harus mengemis, mengamen, menjadi pedagang asongan atau menjadi pemulung. Kehidup

Aneka Ragam Pangan di HUT Jabar ke 67

Mengapa Indonesia harus impor pangan? Pertanyaan tersebut pasti timbul melihat gelaran Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat dalam meraih rekor MURI untuk memenuhi ambisi mencatat 1001 jenis makanan utama dan makanan camilan yang diolah dari 14 jenis bahan baku pangan non beras dan non tepung terigu. berbagai masakan berbahan hanjeli, talas, singkong dan ubi (dok. Maria G. Soemitro) Sayang walau didukung  26 kabupaten/kota  yang sangat antusias, Jabar hanya berhasil mengumpulkan 560 jenis makanan, meleset 50 % dari target. Penyebab kegagalan kemungkinan terbesar adalah karena waktu penyelenggaraan yang cukup menyulitkan. Makanan harus diserahkan pada Jum’at siang tanggal 14 September sedangkan pencatatan MURI dilakukan pada keesokan harinya , tanggal 15 September 2012. Makanan pokok yang disimpan sehari semalam akan menjadi basi, kecuali makanan ringan/camilan. Ke 14 jenis bahan baku yang digunakan adalah singkong, talas, sukun, ganyong, sorgum,  pisang, jagung, kenta

One Day No Rice, Niat Ga Sih?

Banyak seremonial diadakan menyambut Hari Pangan Sedunia , Minggu, 16 Oktober 2011. Sejauh mana keefektifannya dan mampukah menjangkau masyarakat yang terlanjur apatis? Masyarakat berpendapat urusan pangan adalah kewajiban pemerintah. Pendapat yang tidak sepenuhnya salah karena kewajiban pemerintahlah untuk menjamin ketersediaan 9 bahan pokok (sembako) dimana beras menempati urutan pertama. Termasuk mengimpor beras sebanyak 1,6 juta ton tahun ini. Konsumsi beras di Indonesia memang tertinggi di dunia,  mencapai 113,48 kg per kapita/tahun pada tahun 2011   turun  setelah sebelumnya mencapai 139,15 kg /kapita/tahun. Tetapi hal tersebut  lebih disebabkan perubahan gaya hidup pada kelompok masyarakat menengah keatas yang mengonsumsi beranekaragam pangan. Tetap tinggi bila dibandingkan rata-rata konsumsi beras dunia yaitu 60 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi Malaysia 80 kg/kapita/tahun, Thailand 70 kg/kapita/tahun dan Jepang 58 kg/kapita/tahun Pada Hari Pangan Sedunia tahun la