Skip to main content

Tentang kami ................






Awal mula pertemuan berbuah blog ini karena imbauan dr Tauhid untuk mengerjakan hal-hal yang positif diwaktu luang kami.



Waktu luang yang begitu sempit karena seorang ibu seolah membutuhkan waktu lebih dari 24 jam dalam hidupnya

Tetapi kami yakin, walaupun waktu terbatas tetapi apabila kami kerjakan dengan tulus, ikhlas dan konsisten serta percaya bahwa Allah pasti akan membantu, semuanya akan berbuah manis.


Kami menggandeng para perempuan/ibu rumah tangga lain dan penyandang difabel untuk berkreasi mengolah limbah anorganik menjadi sesuatu yang berguna.



Ini memang bukan penyelesaian masalah lingkungan secara keseluruhan karena hasilnya hanya meminimalisir sampah.

Tapi yang terpenting adalah langkah awal pemberdayaan kaum kami.
Yang bersedia menyisihkan waktu diantara kesibukan rumah tangga.
Waktu yang sebaiknya digunakan untuk sesuatu berguna.
Waktu yang semula digunakan sekedar untuk bergosip dan menonton acara televisi yang tidak mendidik.


Rupiah yang dihasilkan mungkin belum banyak (walau kami berharap mereka mendapat cukup banyak tentunya).............
Tetapi kesempatan berkreatifitas dan pembuktian keberhasilan seorang perempuan dalam menunjukkan aktualitasnya sungguh memberi hasil yang menakjubkan ..............

Anugerah Allah SWT yang tak terduga.


( Ade Rustam, Ina Taufan (gbr atas), Erna Sofianti (gbr tengah), Suci Robby Darwis(gbr tengah), Lynda Kasim,  Maria G. Soemitro bersama rekan penyandang difabel yang menjadi pelatih  Yani Handayani (Gbr bawah)

Comments

  1. Bismillaah....mbak, saya tertarik dengan pemberdayaan perempuan di komunitas ini, apakah saya boleh mengadakan penelitian di komunitas ini ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nasi Tumpeng Singkong Yang Lekker

  Nasi tumpeng singkong pesanan Kecamatan Sukajadi Siapa yang tak kenal tumpeng? Setiap syukuran rumah baru, ulang tahun, khitanan dan berbagai even lain, umumnya penyelenggara pesta menghidangkan tumpeng. Mungkin karena mudah, tidak bingung menyerasikan nasi dan lauk pauknya. Yang penting rame ketika acara motong tumpeng yang biasanya ditandai dengan menyendok puncak tumpeng dan memberikan pada seseorang yang dihormati/disayangi.  Ternyata bentuk tumpeng yang mengerucut keatas merupakan symbol agar kualitas hidup terus meningkat, sedangkan lauk pauk menjadi symbol ekosistem kehidupan alam. Itulah mungkin penyebab begitu beragamnya lauk yang tersaji di tumpeng, mulai dari urap, telur balado, ayam goreng, sambal goreng tempe, perkedel dan tentu saja tak pernah ketinggalan: “sambal!” Mengingat begitu seringnya tumpeng disajikan, kamipun memutar otak agar syukur-syukur jika suatu kali nanti mendapat order, minimal ya memperkenalkan makanan olahan singkong dalam bentu

Imas Masitoh; Perempuan Pejuang dari Kampung Cibungur

Hidup dengan kekurangan materi tidak menyurutkan langkah Imas Masitoh Resmiati untuk berbuat baik pada sesama. Penjual gorengan berusia 42 tahun ini merasa terenyuh melihat banyaknya anak yatim piatu   disekitar tempat tinggalnya.   Imas memahami betapa mereka butuh perhatian dan kasih sayang. Kebutuhan intangible yang sering tidak dipedulikan   di masa serba cepat dan instan ini. Padahal banyak diantara anak yatim piatu yang tergolong anak berkebutuhan khusus. Imaspun   akhirnya   berinisiatif mengasuh mereka. Apa yang dilakukan Imas tergolong nekad. Penghasilan dari hasil menjual gorengan dan keset hasil kerajinan tangan yang dijajakan dari rumah ke rumah, jelas tidaklah cukup. Ditambah suaminya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Rumah kecilnya juga tidak dapat menampung penghuni baru karena Imas sudah memiliki 2 anak. Namun Imas percaya, Tuhan akan membantu setiap perbuatan baik. Dan keyakinannya terbukti, bantuan mengalir. Jumlah anak yang diasuhnya bertam

Perkedel Singkong Yang Yummyyyy........

  perkedel singkong, selalu disertakan pada tumpeng singkong Awalnya hanya ajakan untuk membuat nasi tumpeng singkong, sebagai pengganti nasi tumpeng beras yang jamak ditemui diperhelatan. Ternyata salah seorang anggota komunitas, ibu Odang berkreasi membuat perkedel singkong. Rasanya? Luar biasa, yummyyy …… mungkin karena ngga bikin eneg ya? Menurut ibu Odang, singkong bisa diparut halus dahulu kemudian dibumbui, atau dikukus hingga mekar kemudian dihaluskan selagi panas. Bahan-bahannya sebagai berikut: 500 gram singkong 100 gr daging cincang 1 sendok makan margarin 3 siung bawang putih dikeprek 2 siung bawang merah diiris halus 2 lembar daun bawang Merica secukupnya Pala halus secukupnya Garam secukupnya 1 kuning telur 1 putih telur Minyak untuk menggoreng Cara membuat: 1.     Panaskan margarine, tumis bawang merah dan bawang putih yang telah diulek bersama merica dan pala. 2.     Masukkan daging cincang, masak hingga harum dan ai