Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

Terhindar Jerat Rentenir Berkat Bank Sampah

“Bu, Alhamdullilah, ayeuna mah banyak warga yang jadi anggota bank sampah karena bisa pinjam uang. Dulu pan kapaksa pinjam ke rentenir. Atuda gimana , kalo udah kepepet ya terpaksa ke mereka walau bunganya kalo ngga tepat waktu teh bakal berbunga lagi.” Kalimat gado-gado campuran bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda tersebut kurang lebih artinya yaitu Ibu Ateu sebagai ketua Bank Sampah Sukamulya Indah sangat bersyukur dengan adanya bank sampah. Berkat bank sampah, warga bisa meminjam uang pada saat diperlukan. Karena sebelumnya mereka terpaksa meminjam uang pada rentenir dan terkena bunga pinjaman sangat tinggi. Jika warga tidak mampu membayar tepat waktu maka akan dikenakan bunga berbunga (bunga atas pinjaman + bunga) yang tentu saja sangat memberatkan. Keberhasilan Bank Sampah Sukamulya Indah yang terletak di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung melawan rentenir sungguh diluar ekspetasi saya. Tujuan awalnya hanya ingin mengajak warga mengelola sampah ternyat

Lawan Kemiskinan Dengan Kewirausahaan Sosial

“Saya sedih, marah, kecewa kepada rentenir. Karena orang seperti itu hanya memeras dan merampas hak mereka orang miskin ketika tidak mampu membayar dan mengambil segala yang mereka miliki,” (Mohammad Yunus - Grameen Bank) Apa yang dikatakan Mohammad Yunus, peraih nobel perdamaian pada tahun 2006 tidaklah berlebihan. Jaringan rentenir secara masif mengintai kaum miskin, tega menyita habis hartanya, mirip lintah yang menyedot habis darah korbannya.  Para rentenir dengan mudah kita temui di lapak-lapak pasar tradisionil. Umumnya mereka menagih siang hari, tatkala sebagian besar dagangan pemilik kios sudah habis terjual. Para pemilik kios inilah objek rentenir yang menawarkan modal dengan cara pengembalian nampak ringan karena dicicil setiap hari. Padahal jika dihitung jumlahnya amatlah besar, bahkan terus membelit hingga si peminjam tercekik tak mampu bernafas. Rentenir juga menjalankan operasinya di pemukiman padat. Berbekal rayuan manis, mereka me

Carrot Cake Yang Moist dan Super Enak

Harus nya ditulis Keik Wortel ya, kan harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar ^-^ Masalahnya sayapun suka bingung (walau sebentar) membaca tulisan keik, yaitu olahan panganan yang terbuat dari gula, tepung, telur, mentega dan dipanggang dalam oven. Setidaknya itulah yang tertulis di Wikipedia. Ide membuat keik wortel terlontar karena bukankah pangan lokal dikenalkan pada anak-anak kita? Jadi jika dicampur sayur maka dua-tiga pulau terlampaui. Disadari atau tidak oleh sang anak, dia telah mengonsumsi sayur. Ada baiknya sih jika dia tahu, karena itu biasanya anak-anak turut larut dalam kegiatan. Resep Carrot Cake atau keik wortel ini saya ambil dari justtryandtaste.com , blog yang bagus banget. Ditulis dengan rinci step demi step dan dijelaskan juga mengapa dia memilih bahan ini, mengapa tidak bahan yang lain. Termasuk tips agar sukses membuat kue tentunya. Dan seperti biasa juga, bahan tepung terigu diganti tepung ganyong. Agak deg-degan juga, karena selain