Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2017

Otak Atik Singkong Bersama Dapur Nyi Omas

Resmi sejak akhir tahun 2015,   berdiri divisi baru Kaisa Indonesia yang mewadahi kegiatan pangan lokal. Pembentukannya didasari pemikiran bahwa   panganlah yang dibutuhkan ketika bencana. Pangan jauh lebih penting dibanding pakaian dan perlengkapan hidup lainnya. Dan tentu saja harus pangan lokal yaitu makanan yang terbuat dari hasil produksi petani Indonesia, bukan bahan makanan impor seperti tepung terigu. Karena ketika bencana iklim terjadi maka kemungkinan besar tidak aka nada lagi negara yang mampu mengimpor hasil panennya ke Indonesia. Mereka sibuk memenuhi kebutuhan warga setempat. Salah satu hasil produksi petani Indoonesia yang amat familier adalah singkong. Ubi kayu yang bernama latin Manihot utilissima merupakan perdu yang bisa tumbuh mencapai 7 meter. Umbinya dikenal sebagai makanan pokok yang mengandung karbohidrat namun miskin protein.  Nah, resep hasil dapur   Nyi Omas kali ini tidak hanya untuk camilan di sore tapi juga bisa dijadikan brunch dan sarap

Implementasi Ekonomi Hijau dalam Kewirausahaan Sosial

Perekonomian dunia telah menuju arah yang benar ketika ekonomi hijau dicanangkan pada World Environment Day, 5 Juni 2012. Sumber daya alam yang selama ini digunakan tidak bisa lagi diandalkan untuk menopang industri. Harus ada terobosan berupa penemuan sumber daya baru atau penggunaan ulang sumber daya yang telah digunakan dalam berbagai produk dan telah berubah menjadi sampah. Akhir tahun 2016, salah seorang pakar zero waste theory , Paul Connett datang ke Indonesia untuk memperkenalkan circular economy, suatu pendekatan pengelolaan sampah yang menilai sampah sebagai sumber daya, bukan sekedar sisa aktivitas manusia . Pendekatan yang tidak saja membantu memangkas biaya tinggi berupa biaya transportasi dan proses pembuangan sampah di TPA (tempat pembuangan sampah akhir), tetapi juga merupakan awal era ekonomi hijau. Menurut Paul, pengelolaan sampah bisa selesai hingga tahap kelurahan. Sangat menguntungkan karena di level ini terbentuk unit-unit usaha sesuai sampah yan

Biodigester, Solusi Pemanfaatan Sampah Dapur di Kota Bandung

“Hanya orang bodoh yang ngga mau pakai biogas”, kata ibu Nano. “Apa sulitnya coba? Hanya misahin sampah dapur, besoknya masukin ke tabung biogas, udah hanya itu. Gas untuk memasak tersedia setiap hari.   Saya masih pakai gas elpiji, tapi biogas ini menolong sekali, bikin hemat”. Saya mengangguk menyetujui kata-kata ibu Nano. Alih-alih menjadi masalah, sampah organik di perumahan Griya Cempaka Arum ini adalah sumberdaya, penghasil gas metan yang digunakan untuk memasak makanan. “Saya dulunya juga bingung. Malah   takut bau, karena itu   biogas disimpan di belakang rumah. Eh ngga taunya gampang kok dan ngga bau sama sekali”, kata ibu Nano melanjutkan dengan penuh semangat.  Semua nampak mudah. Ada 2 tempat sampah yang disediakan ibu Nano di dapurnya yang menyatu   dengan ruang makan. Satu tempat sampah disiapkan untuk dirinya dan anggota keluarga yang membuang sampah organik hari ini,   seperti sampah dapur dan sisa makanan. Sedang tempat sampah lainnya berisi has