“Bu, Alhamdullilah, ayeuna mah banyak warga yang jadi anggota bank sampah karena bisa pinjam uang. Dulu pan kapaksa pinjam ke rentenir. Atuda gimana , kalo udah kepepet ya terpaksa ke mereka walau bunganya kalo ngga tepat waktu teh bakal berbunga lagi.” Kalimat gado-gado campuran bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda tersebut kurang lebih artinya yaitu Ibu Ateu sebagai ketua Bank Sampah Sukamulya Indah sangat bersyukur dengan adanya bank sampah. Berkat bank sampah, warga bisa meminjam uang pada saat diperlukan. Karena sebelumnya mereka terpaksa meminjam uang pada rentenir dan terkena bunga pinjaman sangat tinggi. Jika warga tidak mampu membayar tepat waktu maka akan dikenakan bunga berbunga (bunga atas pinjaman + bunga) yang tentu saja sangat memberatkan. Keberhasilan Bank Sampah Sukamulya Indah yang terletak di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung melawan rentenir sungguh diluar ekspetasi saya. Tujuan awalnya hanya ingin mengajak warga mengelola sampah ternyat...
“I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand”