Skip to main content

Hebat! Indonesia Berhadapan Dengan Brazil di HWC 2011




Terimakasih Tuhan, sesudah penyandang disabilitas meraih 15 medali emas, 13 perunggu dan 7 perunggu di Special Olympics World Summer Games XIII di Athena Yunani melalui cabang olah raga renang, tenis meja, badminton dan bocce.


Kini Derajat Ginanjar Koesmayadi (kapten), Aris Kurnia, Andri Kustiawan, Ronny Suryadani, Tri Eklas Tesa Sampurno, Sandy Gempur Purnama, Gimgim, Sofyan Nurdin, Edward, Ronny Suryadani kembali berjaya memasuki perempat final kejuaraan sepakbola Homeless World Cup 2011 di Paris, Perancis. Suatu turnamen  street soccer yang mendapat dukungan dari UEFA.


Siapakah mereka? Mereka adalah sekelompok pemuda yang selama ini termarjinalkan, mantan pengguna napza (narkoba, alcohol dan psikotropika) dan ODHA yang bergabung dalam Rumah CemaraBandung, sebuah komunitas yang melakukan intervensi kesehatan masyarakat agar pengguna napza dan ODHA bisa meningkatkan kualitas hidupnya.


Dibawah gemblengan pelatih Leonardus Adim dan Manajer sepak bola Kate Otto, mereka berangkat ke Paris, Perancis pada tanggal 18 Agustus 2011 setelah sebelumnya hampir gagal berangkat  karena  tidak ada dana dan dukungan dari pemerintah daerah, halmana pernah menyebabkan mereka urung berangkat ke Brazil dalam HWC 2010.


Pantang menyerah, mereka bergerilya mengajukan proposal dan tak memperoleh hasil karena hanya dipandang sebelah mata hingga Kick Andy Hope mempertemukan mereka dengan Irwan Hidayat pemilik Sidomuncul yang memberi  donasi sebesar Rp 150 juta. Sungguh miris di banding anggaran PSSI yang berjumlah 90 milyar dan biaya tandang Persib Bandung ke Jayapura sebesar Rp 900 juta.
Girang mendapat dana melebihi yang dibayangkan, Derajat Ginanjar Koesmayadi (Ginan)pun melaksanakan nazar berjalan kaki dari  Bandung-Jakarta. Nazar yang sungguh setimpal karena semula mereka hanya mengajukan anggaran transportasi sebesar Rp 100 juta namun tanpa diduga Irwan Hidayat memberi Rp 150 juta.


Berbekal dana pas-pasan, tak pernah mendapat kemanjaan layaknya pemain nasional yang bergaji ratusan juta rupiah rupanya justru memompa semangat Ginan dan teman-teman. Mereka  mengalahkan 8 negara diantaranya Rumania,Irlandia, Denmark, Belanda, Jerman, dan Italia. Sesuatu yang mungkin hanya menjadi impian di siang bolong bisa dilakukan tim nasional kita. Tetapi mampu dibuktikan kebalikannya oleh anak bangsa Indonesia lainnya.


Menjadi juara grup G dan di urutan ke 2 grup  D, mereka hanya kalah dari Rusia dan Ukraina tetapi tetap lolos keperempat final untuk berhadapan dengan Brasil pada tanggal 27 Agustus 2011. Wow, Brasil! Baru kali inilah tim sepak bola Indonesia sanggup berkiprah di ajang internasional dan menjadi satu-satunya negara Asia yang memperebutkan trophy bersama Brasil, Skotlandia, Nigeria, Chile, Kenya, Meksiko, Ukraina.
Homeless World Cup 2011 yang mendapat dukungan dari selebriti pemain sepak bola kelas dunia seperti Didier Drogba, Javier PastoreLeonardo diikuti 64 tim dimana Indonesia merupakan Negara yang baru memulai debut tapi sanggup menunjukkan potensinya yang luar biasa. Selain trophy bergengsiHomeless World Cup Trophy ada 5 trophy lain yang diperebutkan yaitu Dignitary Cup, City Cup, Host Cup, Community Cup, dan INSP Networking Trophy.
Ginan minta tandatangan Leonardo, teteppp....
Ginan minta tandatangan Leonardo, teteppp….(dok. Rumah Cemara)
Negara Negara yang berhasil meraih Homeless World Cup Trophy adalah : Austria (2003), Italy (2004), Italy (2004), Italy (2005), Russia (2006), Scotlandia (2007), Afghanistan (2008), Ukraina (2009), Brazil (2010).


Yang menarik dari kisah tim Indonesia adalah pengalaman mereka naik pesawat terbang untuk pertama kalinya : “Asa coplok jantung”, kata Bogiem (terjemahan : serasa jantung mau lepas) dan komplain soal makanan karena hanya makan roti dan merasa belum makan kalau belum makan nasi. Ya, Indonesia banget……. ^_^
Bagaimana akhir kisah mereka?


Keep MAMPRANG !! (terjemahan: tak kenal takut, berani, maju terus pantang mundur).
Kalah atau menang kami bangga pada kalian, Ginan, Aris Kurnia, Andri Kustiawan, Ronny Suryadani, Tri Eklas Tesa Sampurno, Sandy Gempur Purnama, Gimgim, Sofyan Nurdin, Edward, Ronny Suryadani,karena itu sekali lagi keep mamprang……!!
Juara Grup G (dok. Rumah Cemara)
Juara Grup G (dok. Rumah Cemara)
Juara 2 Grup D (dok . Rumah Cemara)
Juara 2 Grup D (dok . Rumah Cemara)
ke perempat final, menghadang Brazil
ke perempat final, menghadang Brazil (dok,Rumah Cemara)
Ginan melaksanakan nazar/kaul   dok. Rumah Cemara
Ginan melaksanakan nazar/kaul dok. Rumah Cemara
berhasil melaksanakan nazar  : capeee.... (dok.Rumah Cemara)
berhasil melaksanakan nazar : capeee…. (dok.Rumah Cemara)
sumber data :
  • UEFA.com
  • Republika.co.id
  • Kompas.com
  • Jakarta Globe
  • www.homelessworldcup.org
  • Radio Nederland Wereldomroep
  • Rumah Cemara

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Tumpeng Singkong Yang Lekker

  Nasi tumpeng singkong pesanan Kecamatan Sukajadi Siapa yang tak kenal tumpeng? Setiap syukuran rumah baru, ulang tahun, khitanan dan berbagai even lain, umumnya penyelenggara pesta menghidangkan tumpeng. Mungkin karena mudah, tidak bingung menyerasikan nasi dan lauk pauknya. Yang penting rame ketika acara motong tumpeng yang biasanya ditandai dengan menyendok puncak tumpeng dan memberikan pada seseorang yang dihormati/disayangi.  Ternyata bentuk tumpeng yang mengerucut keatas merupakan symbol agar kualitas hidup terus meningkat, sedangkan lauk pauk menjadi symbol ekosistem kehidupan alam. Itulah mungkin penyebab begitu beragamnya lauk yang tersaji di tumpeng, mulai dari urap, telur balado, ayam goreng, sambal goreng tempe, perkedel dan tentu saja tak pernah ketinggalan: “sambal!” Mengingat begitu seringnya tumpeng disajikan, kamipun memutar otak agar syukur-syukur jika suatu kali nanti mendapat order, minimal ya memperkenalkan makanan olahan singkong dalam bentu

Imas Masitoh; Perempuan Pejuang dari Kampung Cibungur

Hidup dengan kekurangan materi tidak menyurutkan langkah Imas Masitoh Resmiati untuk berbuat baik pada sesama. Penjual gorengan berusia 42 tahun ini merasa terenyuh melihat banyaknya anak yatim piatu   disekitar tempat tinggalnya.   Imas memahami betapa mereka butuh perhatian dan kasih sayang. Kebutuhan intangible yang sering tidak dipedulikan   di masa serba cepat dan instan ini. Padahal banyak diantara anak yatim piatu yang tergolong anak berkebutuhan khusus. Imaspun   akhirnya   berinisiatif mengasuh mereka. Apa yang dilakukan Imas tergolong nekad. Penghasilan dari hasil menjual gorengan dan keset hasil kerajinan tangan yang dijajakan dari rumah ke rumah, jelas tidaklah cukup. Ditambah suaminya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Rumah kecilnya juga tidak dapat menampung penghuni baru karena Imas sudah memiliki 2 anak. Namun Imas percaya, Tuhan akan membantu setiap perbuatan baik. Dan keyakinannya terbukti, bantuan mengalir. Jumlah anak yang diasuhnya bertam

Perkedel Singkong Yang Yummyyyy........

  perkedel singkong, selalu disertakan pada tumpeng singkong Awalnya hanya ajakan untuk membuat nasi tumpeng singkong, sebagai pengganti nasi tumpeng beras yang jamak ditemui diperhelatan. Ternyata salah seorang anggota komunitas, ibu Odang berkreasi membuat perkedel singkong. Rasanya? Luar biasa, yummyyy …… mungkin karena ngga bikin eneg ya? Menurut ibu Odang, singkong bisa diparut halus dahulu kemudian dibumbui, atau dikukus hingga mekar kemudian dihaluskan selagi panas. Bahan-bahannya sebagai berikut: 500 gram singkong 100 gr daging cincang 1 sendok makan margarin 3 siung bawang putih dikeprek 2 siung bawang merah diiris halus 2 lembar daun bawang Merica secukupnya Pala halus secukupnya Garam secukupnya 1 kuning telur 1 putih telur Minyak untuk menggoreng Cara membuat: 1.     Panaskan margarine, tumis bawang merah dan bawang putih yang telah diulek bersama merica dan pala. 2.     Masukkan daging cincang, masak hingga harum dan ai