Skip to main content

Brownies Kukus Amanda (Gluten Free)




Sekitar tahun 2011, tumpukan tepung ganyong menggunung di kantor DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda) di jalan Riau Kota Bandung, sungguh membuat resah. Bagaimana mungkin hasil olahan keanekaragaman hayati Indonesia hanya ditumpuk karena kesulitan marketing. 

Penjelasan mengenai tepung ganyong bisa dibaca: disini 

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara kedua terbesar yang memiliki keanekaragaman hayati dunia, termasuk 800 jenis tumbuhan pangan. Potensi jenis tumbuhan pangan tersebut terdiri dari 77  jenis tanaman sumber karbohidrat,  75  jenis tanaman sumber lemak/minyak,  26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman dan 110 jenis tumbuhan rempah dan bumbu-bumbuan.

“Akan tetapi potensi itu belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan masyarakat,” kata Hermanto, Peneliti Madya dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Badan Litbang Kementerian Pertanian dalam Diskusi Pakar “Aneka Ragam Pangan dan Pertumbuhan Penduduk: Peran Sumber Pangan Nonberas” yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) di Jakarta pada Kamis (23/10/2014).(sumber)

Akhirnya Kaisa Indonesia mencoba bereksperimen dengan 2 komunitas yaitu Kendal Gede dan Engkang-engkang. Tepung ganyong berbeda teksturnya dengan tepung terigu, sehingga yang paling cocok adalah membuat cake/bolu kukus. Salah satunya dengan resep Brownies Amanda berikut:

 
brownies Amanda (kanan) bisa dihias agar nampak cantik

RESEP BROWNIES KUKUS AMANDA

Bahan: 6 buah butir telur
225 gram gula putih
1 boks Vanili
1/2 sendok teh  Garam
1/2 sendok teh  ovalet
125 gram tepung ganyong
50 gram coklat bubuk
75 ml minyak goreng
100 gram dark cooking coklat (DCC) yang sudah dlelehkan, campur dg minyak
75 ml Susu Kental Manis coklat

Cara membuat :
1.       Siapkan kukusan/klakat, didihkan airnya
2.       Siapkan 2 loyang brownies ukuran 10 x 30 cm, olesi minyak goring/margarine dan kertas baking, sisihkan.
3.       Dark cooking chocolate (DCC) ditim, campur dengan minyak goreng, sisihkan.
4.       Campur tepung ganyong dan coklat bubuk, vanili, garam,  ayak, sisihkan.
5.       Kocok telur dan gula, ovalet hingga mengembang, hati-hati  jangan over mixed, masukkan hasil ayakan tepung bergantian dengan hasil tim DCC, aduk balik.
6.       Bagi menjadi 3 bagian, 1 bagian diberi susu kental manis (SKM) , aduk rata.
7.       Masukkan 1/3 bagian adonan ke dalam loyang, kukus kira-kira 10 menit, tambahkan adonan yang sudah mendapat campuran SKM, kukus lagi.
8.       Terakhir masukkan 1/3 adonan yang tersisa. Lanjutkan mengukus kurang lebih 20 menit. Angkat.
9.       Tunggu beberapa menit sebelum brownies dikeluarkan dari Loyang.
10.   Sajikan.



Tepung ganyong bisa diganti dengan tepung mocaf (modified cassava flour) bisa juga dengan campuran tepung beras dan maizena dan tepung tapioka dengan komposisi:
Cake :  7 : 2 : 1 (tepung beras: tepung tapioca: tepung maizena)
Cookies : 6 : 2 : 1 (tepung beras : tepung tapioca : tepung maizena)



Comments

Popular posts from this blog

Nasi Tumpeng Singkong Yang Lekker

  Nasi tumpeng singkong pesanan Kecamatan Sukajadi Siapa yang tak kenal tumpeng? Setiap syukuran rumah baru, ulang tahun, khitanan dan berbagai even lain, umumnya penyelenggara pesta menghidangkan tumpeng. Mungkin karena mudah, tidak bingung menyerasikan nasi dan lauk pauknya. Yang penting rame ketika acara motong tumpeng yang biasanya ditandai dengan menyendok puncak tumpeng dan memberikan pada seseorang yang dihormati/disayangi.  Ternyata bentuk tumpeng yang mengerucut keatas merupakan symbol agar kualitas hidup terus meningkat, sedangkan lauk pauk menjadi symbol ekosistem kehidupan alam. Itulah mungkin penyebab begitu beragamnya lauk yang tersaji di tumpeng, mulai dari urap, telur balado, ayam goreng, sambal goreng tempe, perkedel dan tentu saja tak pernah ketinggalan: “sambal!” Mengingat begitu seringnya tumpeng disajikan, kamipun memutar otak agar syukur-syukur jika suatu kali nanti mendapat order, minimal ya memperkenalkan makanan olahan singkong da...

Ganyong, Salah Satu Solusi Ketahanan Pangan

tanaman ganyong, rimpangnya bisa menjadi pengganti beras Indonesia terkenal kaya raya, subur makmur lohjinawi. Tapi mengapa kita selalu terpaku pada impor? Sandang , pangan , papan berbahan baku impor. Bahkan apabila tidak berhati-hati, maka sumber energypun sebentar lagi harus diimpor. Padahal ada banyak alternatif lain selain beras yang selama ini kita konsumsi. Ada alternatif lain selain mengonsumsi obat/suplemen dari apotik? Dan alternatif lain itu kemungkinan besar terserak di pekarangan rumah/ taman kota.   Contohnya tanaman bunga dahlia yang cantik dan indah. Tidak banyak yang mengetahui bahwa umbi dahlia  mengandung  inulin yang  berfungsi sebagai prebiotik karena menjadi komponen pangan substrat mikroflora menguntungkan di dalam usus. Inulin juga membantu  meningkatkan penyerapan kalsium yang akan mencegah osteoporosis atau pengeroposan tulang. Sedangkan sebagai bahan makanan alternative, umbi tanaman bunga tasbih (Canna edulis Kerr)...

Rahmat Jabaril, Sociopreneur dari Dago Pojok

sumber: twitter.com Pernah  mendengar mengenai sociopreneur? Bukan, artinya bukan wirausahawan/pebisnis yang membagikan profitnya untuk kegiatan sosial. Pebisnis demikian lebih tepat disebut  filantropis. Mereka menjalankan bisnis dengan target sebagian keuntungan untuk kegiatan sosial dan lingkungan, bak kelebihan makanan. Tidak heran jika dalam prakteknya, seorang filantropis acap tidak memedulikan aspek sosial dan lingkungan. Sedangkan seorang pebisnis sosial (sociopreneur) adalah seorang yang berbisnis untuk memecahkan masalah ekonomi, sosial serta lingkungan tertentu yang dihadapi masyarakat lewat mekanisme pasar. Keberlanjutan di ketiga dimensi (profit, people, planet) tersebut, melekat pada bisnis mereka. Salah satu diantara pebisnis sosial adalah Rahmat Jabaril. Sosok pendobrak yang berhasil mengembangkan suatu kampung kumuh di pojok Kota Bandung menjadi kawasan wisata, edukasi, dan hiburan dengan nama Kampung Kreatif Dago Pojok. Rahmat tidak saja ...