Menjadi sorotan kamera? Bukan itu awal tujuan berkecimpung di tengah masyarakat dan mengajak penerapan langsung pelestarian lingkungan hidup. Tetapi ibu Rita Mariorita dan ibu Gita Djoemantoro dari TVRI rupanya berpendapat lain. Melihat banyaknya upload foto kegiatan di facebook, maka penulis mendapat kesempatan tampil pada acara “Pelangi Nusantara, 10 Maret 2012 dengan topik: Woman On Go Green Activity-perspektif gender dlm isue go green.
Maka idepun langsung bermunculan. Mumpung tampil apa salahnya mengemukakan nasib ibu-ibu dan penyandang disabilitas yang mengerjakan kerajinan bekas kemasan plastik tapi diabaikan oleh pengusaha produk kemasan plastik tersebut? Karena menurut Undang-Undang Pengelolaan Sampah nomor 18 tahun 2008, produsenlah yang harus bertanggungjawab. Kalaupun tidak mau bertanggung jawab tolonglah untuk peduli pada nasib para pengolah limbah kemasan. Baik ibu-ibu pembuatan kerajinan yang berpenghasilan tidak menentu maupun Usaha Kecil Mikro (UKM) yang tidak bankable.
Juga bahwa masalah sampah adalah masalah di hulu bukan di hilir. Karena mirip masalah banjir yang penanganannya tidak terkoordinir dan tidak serius ditangani sehingga banjir akan tetap menggenangi kota-kota besar. Demikian pula sampah yang memenuhi sudut-sudut kota. Seperti gambar di bawah ini.
Masalah sampah juga masalah lifestyle, masalah gaya hidup. Yang berasal dari pemikiran: “asalkan sampah keluar dari rumah/daerahku” maka sampahpun dibuang jauh-jauh dari rumah, bisa ke TPS, ke sungai atau dibuang begitu saja di jalan umum.
Jalan keluarnya adalah memisah sampah di mulai dari rumah masing-masing (hulu), selebihnya apakah mau mengolah sendiri sampah tersebut ataukah mengolahnya di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). TPST dibangun berdasarkan kesepakatan warga, aparat pemerintah setempat dan petugas kebersihan yang digaji untuk mengolahnya. Hasilnya berupa kompos dapat dipergunakan untuk urban farming.Hasil pemisahan sampah anorganik dapat dijual untuk pendapatan lain dari petugas kebersihan.
Karena itu dalam rentang waktu 3 hari, penulis dan komunitas Engkang-engkang, suatu komunitas yang penulis dampingi dan berdomisili di pemukiman padat penduduk, berjibaku agar bantaran sungai dan rumah penulis “layak tampil”. Maklum keasyikkan bereksperimen membuat pekarangan rumah tak ubahnya hutan belantara. Area bantaran sungai tempat berurban farming baru selesai panen sehingga tidak serimbun biasanya. Bahkan beberapa tanaman sedang diuji coba diambil benihnya. Belum lagi seperti umumnya aliran sungai, hari ini dibersihkan ……. eh esok harinya dari arah hulu ”para sampah berenang-renang” sepanjang aliran sungai.
Hasil akhirnya tidak maksimal, tapi ya sudahlah…….karena memang bukan rumah artis yang harus tampil sempurna. Bantaran sungaipun bukan lokasi wisata mancanegara sehingga tampil seadanya saja. Polos tanpa make-up.
Yang penting isi liputan nanti harus mampu membawa pesan bahwa pengelolaan sampah bisa dan harus dilakukan dari rumah bahkan ditularkan ke masyarakat bantaran sungai yang membawa efek berantai.
Sayang, semua teks yang tersimpan rapi dalam pikiran hilang lenyap. Hilang sudah kata-kata bahwa masyarakat sebetulnya bukan tidak mau memelihara lingkungan tetapi mereka tidak tahu caranya. Serbuan urbanisasi membuat masyarakat gagap menyikapi.
Sebagai contoh sampah anorganik seperti bekas kemasan plastik. Masyarakat menengah keatas tidak bisa menolak produk berkemasan sachet karena membantu kehidupan penuh tekanan mobilitas tinggi. Tetapi mereka juga tahu, menyampur kemasan plastik dan sampah organik akan menimbulkan masalah berupa bau dan racun. Solusinya adalah pemisahan sampah. Tapi siapa yang mau peduli? Siapa yang akan mengantar bekas kemasan plastik ini ke rumah ibu-ibu yang mau mengerjakannya sebagai kerajinan? Walaupun hasil kerajinan tidak menjanjikan profit dan produsen masih abai pada tanggungjawabnya.
Itulah yang ingin penulis katakan dalam adegan membawa karung plastik berisi bekas kemasan plastik. Tetapi sayang ….. semua kata-kata itu buyar. Mungkin karena harus diucapkan dalam sekian detik padahal apabila sedang presentasi bisa memakan waktu puluhan menit.
Demikian pula penjelasan eksperimen sampah organik dalam lubang resapan biopori (LRB), komposter komunal, kotak-kotak berisi cacing lumbricus (yang ternyata habis diambil anak-anak komunitas Engkang-engkang untuk memancing), dan kolam lele (yang dengan lahap memakan setiap sampah organik).
Hilang sudah kata-kata bahwa ada banyak alternative pengelolaan sampah organik, alih-alih dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang mengakibatkan biaya tinggi dan menimbulkan kotor dan bau di tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
Terakhir adalah alasan penulis berkecimpung langsung dengan masyarakat. Harusnya yang diketengahkan adalah contoh pemisahan sampah dimana sampah anorganik yang ditimbun berbulan-bulan di depan rumahpun tidak apa-apa. Asalkan benar-benar sudah steril dari sampah organik sehingga masyarakat tidak usah takut terkena lautan sampah kota dan Dinas Kebersihanpun lebih ringan dalam bekerja.
Sayang dengan konyolnya penulis malah mengatakan terimakasih pada YPBB, Konous, DPKLTS dan pak Sobirin serta pak Solihin GP yang sudah membimbing. Ya, ampun……. memangnya penganugerahan piala Oscar?
Ya sudahlah…..memang bukan selebriti. Bukan narasumber yang lalu lalang didepan layar televisi. Terimakasih TVRI Nasional, terimakasih ibu Rita Mariorita, ibu Gita Djoemantoro. Ibu Wieni dan ibu Ria serta segenap kru yang sudah sabar menghadapi penulis yang gagap kamera.
(acara Pelangi Nusantara, tanggal 10 Maret 2012 pukul 07.00)
(acara Pelangi Nusantara, tanggal 10 Maret 2012 pukul 07.00)
**Maria G. Soemitro**
Halo, nama saya Sulis Susanti dari Indonesia, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman penipuan di sini di internet, tetapi mereka masih yang asli di perusahaan pinjaman palsu.
ReplyDeleteBeberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, aku jatuh korban penipuan oleh beberapa perusahaan pinjaman online, karena saya perlu sebuah perusahaan pinjaman yang jujur.
Aku hampir menyerah, tidak sampai saya mencari nasihat dari seorang teman yang kemudian mengarahkan saya untuk pemberi pinjaman pinjaman yang sangat handal JOY WILSON LOAN FIRM, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari 750 juta rupiah dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres pada tingkat bunga rendah dari 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah pinjaman yang saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres.
Saya ingin Anda yakin dan percaya diri bahwa ini adalah asli karena saya memiliki semua bukti pengolahan pinjaman ini termasuk kartu id, dokumen perjanjian pinjaman dan semua kertas kerja. Saya percaya Ibu Joy Wilson sepenuh hati karena dia telah benar-benar membantu dalam hidup saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan hubungi perusahaan melalui email: (joywilsonloanfirm@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (sulissusanti971@gmail.com) jika Anda merasa sulit atau ingin prosedur untuk memperoleh pinjaman
kesaksian nyata dan kabar baik !!!
ReplyDeleteNama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan
Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar
Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda
untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.com
dan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com
Nama saya Reni Alida, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati, karena ada penipuan dan perusahaan pinjaman palsu di mana-mana, mereka akan mengirimkan dokumen perjanjian pinjaman palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah penipuan, karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
ReplyDeleteBeberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya ditipu oleh beberapa perusahaan pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Elizebeth Isaac Loan Company, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp.600.000,00 (600 ribu) dalam waktu kurang dari 24 jam dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, jangan ragu-ragu, silakan hubungi dia melalui email nyata: Elizebethisaacloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan dia tidak akan mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi syarat dan ketentuannya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: renialida@gmail.com. Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening mereka setiap bulan.