Skip to main content

Mereka, Pewaris Bangsa



“Bu, potret buuuuu……”, teriak anak-anak anggota komunitas. Mereka enggan beranjak pulang atau berangkat sekolah sebelum dipotret. Unik juga, kegiatan memotret rupanya bisa menjembatani komunikasi saya dan anak-anak. Diawali hobi memotret anak-anak berwajah polos tanpa kepura-puraan. Mereka menjadi kecanduan dipotret sehingga saya mempunyai kesempatan mendapatkan objek. Ternyata tidak mudah mengabadikan gerak mereka yang sangat cepat, tapi menyenangkan.

Anak-anak memang lucu, khususnya anak-anak di pemukiman padat penduduk di daerah Kendal Gede jalan Sukamulya Indah Bandung. Di setiap pertemuan mereka selalu terlibat. Terkadang ada yang mencoba apa yang dilakukan ibunya, tetapi lebih sering hanya bersliweran, berebut mainan dengan sesama teman dan terkadang menangis. Semuanya saya potret. Seiring berlalunya waktu dan komunikasi intens yang terjadi, saya mendapatkan manfaat tak ternilai, yaitu lebih memahami permasalahan mereka.
13595584371163413890
Aulia (dok. Maria Hardayanto)

Contohnya Aulia, seorang anak yang kerap mengintip dari balik jendela. Di kemudian hari saya mengetahui bahwa anak berusia 3 tahun ini tuna rungu. Ibu-ibu PKK kesulitan menolong karena sang ibu enggan membuat surat pindah dari suatu desa di daerah Jawa Tengah ke Bandung. Alasannya dia takut sulit membuat kartu tanda tak mampu untuk keperluan berobat dan pendidikan. Klise tapi masuk akal, di daerahnya mengurus surat-surat dan perizinan sangat gampang karena dia mengenal hampir semua pejabat desa. Tetapi di Bandung? Duh, membayangkannyapun dia sudah mengkeret.

135955894072651344
Aulia dan ibunya pulang dari RS Hasan Sadikin (dok. Maria Hardayanto)

Padahal tanpa kartu keluarga (KK) dan KTP Bandung, Aulia tidak mungkin mendapat bantuan hearing aids dari dinas sosial. Untunglah setelah melalui serangkaian diplomasi, akhirnya sang ibu luluh hatinya. Keberuntungan berikutnya, Aulia tidak usah menunggu jatah hearing aids dari Dinsos karena ada pendonor baik hati yang bersedia membelikan dengan kualitas lebih bagus. Kewajiban sang ibu selanjutnya hanyalah datang ke RS Hasan Sadikin untuk melatih Aulia menggunakan alatnya. Terapi bicara karena selama 3 tahun dia belum pernah mendengar suara. Tentunya dengan surat keterangan tak mampu (SKTM) yang kini dimiliki.

1359603641227221890
makan/diasuapi sambil panjat pagar (dok. Maria Hardayanto)

Kasus lain yang cukup miris adalah pola makan. Gempuran edukasi dan iklan rupanya membuat para ibu menjadi ‘gagap nutrisi’. Contohnya di bawah ini:
13595591481363518729
makan beras merah, lauk pauknya snack (dok. Maria Hardayanto)

Gambar di atas menunjukkan bahwa sang ibu mengetahui bahwa beras merah mengandung serat, vitamin dan mineral, tapi berhubung anak menyukai snack daripada sayurmayur dan ‘katanya’ snack tersebut mendapat tambahan vitamin A, B dan C maka diambil langkah pintas menjadikan snack tersebut sebagai lauk pauk.

Anak jugalah yang menjadi jembatan pengenalan makanan sehat dan diversifikasi pangan. Di setiap kegiatan anak-anak terlibat. Apakah sekedar berlarian atau ikut membeli bahan, mengaduk bahan masakan dan mencicipi.
13595593061361510217
Azmi mencicipi pizza singkong (dok. Maria Hardayanto)

Gambar di atas menunjukkan seorang anak (Azmi) sedang mencoba pizza singkong dan anak-anak lainnya (di bawah) mencoba cake ubi berdasarkan resep yang saya dapat dari kompasianer @Ira Oemar.
13595599911180785536
makan kue ubi (dok. Maria Hardayanto)
13595638531477534980
Aulia asyik makan kue ubi (dok. Maria Hardayanto)
Di setiap kesempatan yang memungkinkan, saya mengajak anak-anak untuk aktif dalam kegiatan seperti menanam tanaman untuk menghijaukan mesjid.
13595603051996136339
membantu menanam dalam bekas botol AMDK (dok. Maria Hardayanto)

Lucunya Agus, anak yang semula kurus dan menggemuk sesudah sembuh dari penyakit asma, tiba-tiba menemukan mainan yang diisi air kemudian disiramkan ke atas tanaman. Tingkah spontan karena sebelumnya dia hanya terbiasa melihat, belum pernah melakukan.
1359560421803518606
Agus menyiram tanaman di depan masjid (dok. Maria Hardayanto)

Mengumpulkan sampah yang berserakan juga menjadi salah satu agenda. Biasanya bekas makanan ringan mereka. Kepedulian terhadap kebersihan selama ini hanya disuarakan lewat perintah guru atau orang tua, jarang ada aksi bersih lingkungan bersama. Karena itu mereka merasa asyik ketika diajak mengumpulkan sampah makanan mereka sendiri. ‘Sampah’ makanan mereka sendiri lebih ditekankan karena yang terpenting mereka peduli pada lingkungannya sendiri dulu. 

1359560171242216024
mengumpulkan sampah (dok. Maria Hardayanto)

Sebetulnya banyak rambu yang tidak boleh dilanggar begitu saja ketika kita mengunggah gambar anak-anak. Salah satunya sewaktu pemilu 2009, berita harian Kompas mendapat teguran karena memasang foto anak kecil sedang membawa spanduk yang terjatuh. Spanduk tersebut bergambar caleg yang mendapat jatah kampanye bertepatan dengan pemasangan gambar si anak kecil. Foto yang bagus, jeli serta cerdik. Tapi karena dianggap mengeksploitasi anak maka KPUpun menegur.

Dalam komunitas hobi fotografi Kompasiana, anggota diajak untuk menghargai privasi, setiap potret sosok terlebih anak kecil harus mendapat izin. Walau Indonesia nampaknya belum memiliki regulasi yang mengatur secara eksplisit, sehingga saya sering terlena. Tapi khusus untuk foto-foto anak komunitas saya meminta izin karena tidak hanya untuk bahan tulisan tapi juga terpasang di spanduk/baliho komunitas, alat mempromosikan kegiatan mereka.

Ternyata kegiatan anak-anak yang terekam dalam foto membawa hikmah. Tim penilai dalam Hari Kesatuan Gerak PKK 2012 mengapresiasi kegiatan ibu-ibu yang yang kreatif: mengajak anak-anak mengenal lingkungan dan memberi asupan gizi yang cukup. Sehingga mereka mendapat penilaian cukup tinggi. Mungkin karena semua sepakat bahwa anak-anak adalah pewaris suatu bangsa. Merekalah penentu kejayaan bangsa dan Negara. Sedangkan orangtua berkewajiban membekali sebaik-baiknya. 

**Maria Hardayanto**
13595635671829968523
anak-anak komunitas @sukamulyaindah (dok. Maria Hardayanto)

Comments

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nasi Tumpeng Singkong Yang Lekker

  Nasi tumpeng singkong pesanan Kecamatan Sukajadi Siapa yang tak kenal tumpeng? Setiap syukuran rumah baru, ulang tahun, khitanan dan berbagai even lain, umumnya penyelenggara pesta menghidangkan tumpeng. Mungkin karena mudah, tidak bingung menyerasikan nasi dan lauk pauknya. Yang penting rame ketika acara motong tumpeng yang biasanya ditandai dengan menyendok puncak tumpeng dan memberikan pada seseorang yang dihormati/disayangi.  Ternyata bentuk tumpeng yang mengerucut keatas merupakan symbol agar kualitas hidup terus meningkat, sedangkan lauk pauk menjadi symbol ekosistem kehidupan alam. Itulah mungkin penyebab begitu beragamnya lauk yang tersaji di tumpeng, mulai dari urap, telur balado, ayam goreng, sambal goreng tempe, perkedel dan tentu saja tak pernah ketinggalan: “sambal!” Mengingat begitu seringnya tumpeng disajikan, kamipun memutar otak agar syukur-syukur jika suatu kali nanti mendapat order, minimal ya memperkenalkan makanan olahan singkong dalam bentu

Imas Masitoh; Perempuan Pejuang dari Kampung Cibungur

Hidup dengan kekurangan materi tidak menyurutkan langkah Imas Masitoh Resmiati untuk berbuat baik pada sesama. Penjual gorengan berusia 42 tahun ini merasa terenyuh melihat banyaknya anak yatim piatu   disekitar tempat tinggalnya.   Imas memahami betapa mereka butuh perhatian dan kasih sayang. Kebutuhan intangible yang sering tidak dipedulikan   di masa serba cepat dan instan ini. Padahal banyak diantara anak yatim piatu yang tergolong anak berkebutuhan khusus. Imaspun   akhirnya   berinisiatif mengasuh mereka. Apa yang dilakukan Imas tergolong nekad. Penghasilan dari hasil menjual gorengan dan keset hasil kerajinan tangan yang dijajakan dari rumah ke rumah, jelas tidaklah cukup. Ditambah suaminya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Rumah kecilnya juga tidak dapat menampung penghuni baru karena Imas sudah memiliki 2 anak. Namun Imas percaya, Tuhan akan membantu setiap perbuatan baik. Dan keyakinannya terbukti, bantuan mengalir. Jumlah anak yang diasuhnya bertam

Perkedel Singkong Yang Yummyyyy........

  perkedel singkong, selalu disertakan pada tumpeng singkong Awalnya hanya ajakan untuk membuat nasi tumpeng singkong, sebagai pengganti nasi tumpeng beras yang jamak ditemui diperhelatan. Ternyata salah seorang anggota komunitas, ibu Odang berkreasi membuat perkedel singkong. Rasanya? Luar biasa, yummyyy …… mungkin karena ngga bikin eneg ya? Menurut ibu Odang, singkong bisa diparut halus dahulu kemudian dibumbui, atau dikukus hingga mekar kemudian dihaluskan selagi panas. Bahan-bahannya sebagai berikut: 500 gram singkong 100 gr daging cincang 1 sendok makan margarin 3 siung bawang putih dikeprek 2 siung bawang merah diiris halus 2 lembar daun bawang Merica secukupnya Pala halus secukupnya Garam secukupnya 1 kuning telur 1 putih telur Minyak untuk menggoreng Cara membuat: 1.     Panaskan margarine, tumis bawang merah dan bawang putih yang telah diulek bersama merica dan pala. 2.     Masukkan daging cincang, masak hingga harum dan ai