Skip to main content

Kompasianer of The Year 2012



1353085114763509186
Kompasianer of The Year
Seperti perhelatan Kompasianival sebelumnya, di Kompasianival 2012 Kompasiana kembali mengadakan pemilihan Kompasianer of the Year dan Kompasianer Favorit. Ajang ini dimaksudkan untuk mencari dua sosok Kompasianer inspiratif yang telah memberikan sumbangsih luar biasa terhadap perkembangan Kompasiana khususnya, dan pertumbuhan dunia blogging, menulis, dan jurnalisme warga pada umumnya. Saat seluruh pengguna Kompasiana dipersilakan memilih seorang Kompasianer Favorit, redaksi Kompasiana memilih Kompasianer berprestasi sebagai Kompasianer of the Year.

Setahun lalu, Christie Damayanti mendapatkan penghargaan dari sebagai Kompasiner of The Year. Christie dipilih sebagai Kompasiner of The Year karena konsistensinya berbagi tulisan-tulisan menggugah meskipun didera store. Sedikit demi sedikit, perjuangan Christie membuahkan hasil. Buku Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit yang berisi kompilasi tulisan-tulisan Christie telah berhasil diluncurkan. Hobinya mengumpulkan perangkonya telah membuahkan sebuah pameran tunggal. Koleksi unik Christie juga dipampang di website pribadinya. Pun, beberapa Kementrian Negara telah siap menggandeng IDKita Kompasiana setelah membaca kisah-kisah inspiratif Christie dan teman-teman.

Saat Christie terpilih sebagai Kompasiner of The Year, hasil akhir voting memunculkan nama Babeh Helmi sebagai Kompasianer Favorit. Di Kompasiana, Babeh dikenal sebagai aktivis komunitas. Dia tak enggan bergabung dan mengembangkan berbagai komunitas. Tercatat, Babeh ikut membesarkan komunitas Canting dan selalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Desa Rangkat. Di Kompasianival 2012, Babeh bersama komunitas Koplak Yo Band berinisiatif menayangkan live streaming seharian penuh.

Kompasianer of The Year 2012
13530847671860925558
Maria Hardayanto
Tahun ini, Kompasiana telah memilih seorang Kompasianer inspiratif lain. Dia adalah sesosok “super mom”  yang telah bergabung dengan Kompasiana sejak tangal 26 Maret 2010. Dia aktif mewartakan berbagai persoalan sosial, budaya, dan lingkungan yang dia saksikan dan alami di keseharian kota Bandung. Di berbagai ruang interaksi, dia aktif memberi motivasi dan semangat kepada banyak orang yang tertarik membaca postingan-postingannya. Ya, dia adalah Maria Hardayanto.

Di balik kesan keibuan yang tampak lewat foto profilnya, Maria rupanya menyimpan energi yang tak habis-habis. Maria juga tak enggan berinteraksi dengan Kompasianer dari berbagai kalangan dan usia, di luar kesibukan sehari-hari di sebuah lembaga sosial dan aktifitasnya menulis di Kompasiana. Di komunitas Kompasianer Hobi Jepret (KAMPRET) misalnya, Maria mampu mengimbangi selera humor Kampretos lain. Tak jarang juga dia berpartisipasi aktif di diskusi-diskusi serius seputar fotografi dan hal-hal lainnya.

Rupanya, Maria juga belajar banyak hal dari interaksinya dengan komunitas barunya. Saat ini, foto-foto peristiwa maupun dokumentasi hasil jepretannya menjadikan tulisan-tulisan inspiratifnya lebih bernyawa. Sampai sini saja? Tidak. Maria masih punya energi untuk memberi lebih. Terakhir, Maria aktif di komunitas IDKita Kompasiana. Maria siap menyumbangkan pikiran dan energinya untuk menciptakan iklim internet Indonesia yang lebih sehat dan bersahabat.

Kompasianer Favorit 2012
13530865982051027757
Tante Paku
Babeh Helmi rupanya tak sendirian menjadi penggiat interaksi lintas-komunitas. Pilihan Kompasianer tahun ini jatuh pada Tante Paku. Tante Paku, yang sejatinya lelaki tulen bernama Stefanus Toni, adalah Kompasianer yang setia bergabung dengan Komunitas Planet Kenthir. Namanya juga Kenthir, harap maklum jika postingannya selalu penuh canda. Tante selalu bisa menggosok isu-isu aktual menjadi parodi-parodi cerdas, namun sarat pesan atau kesimpulan penting yang bisa kita dapat dari sebuah tema pembicaraan.

Kenthir di postingan, tapi akrab di interaksi. Ya, itulah Tante Paku.  Kemampuannya menjalin interaksi itu terbukti dengan tulisan-tulisannya yang hampir tiap hari menjadi postingan paling ramai diberi rating atau dikomentari.  Tak cuma bercanda dengan sesama penghuni Planet Kenthir, Tante juga ahli dalam menghidupkan diskusi-diskusi menarik bersama para komentator, baik di tulisannya sendiri maupun di postingan Kompasianer lain. Beberapa saat lalu, Tante Paku bersama beberapa Kompasianer dari wilayah Solo dan sekitarnya menggagas berdirinya Komposono (Komunitas Kompasianer Solo).

Singkat kata, Kompasiana sudah mendapat satu sosok inspiratif dalam hal menciptakan interaksi yang sehat dan hidup. (ROB/ANN)
Selamat kepada Maria Hardayanto dan Tante Paku!

http://blog.kompasiana.com/2012/11/17/inilah-kompasianer-paling-inspiratif-2012-503218.html

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Tumpeng Singkong Yang Lekker

  Nasi tumpeng singkong pesanan Kecamatan Sukajadi Siapa yang tak kenal tumpeng? Setiap syukuran rumah baru, ulang tahun, khitanan dan berbagai even lain, umumnya penyelenggara pesta menghidangkan tumpeng. Mungkin karena mudah, tidak bingung menyerasikan nasi dan lauk pauknya. Yang penting rame ketika acara motong tumpeng yang biasanya ditandai dengan menyendok puncak tumpeng dan memberikan pada seseorang yang dihormati/disayangi.  Ternyata bentuk tumpeng yang mengerucut keatas merupakan symbol agar kualitas hidup terus meningkat, sedangkan lauk pauk menjadi symbol ekosistem kehidupan alam. Itulah mungkin penyebab begitu beragamnya lauk yang tersaji di tumpeng, mulai dari urap, telur balado, ayam goreng, sambal goreng tempe, perkedel dan tentu saja tak pernah ketinggalan: “sambal!” Mengingat begitu seringnya tumpeng disajikan, kamipun memutar otak agar syukur-syukur jika suatu kali nanti mendapat order, minimal ya memperkenalkan makanan olahan singkong da...

Siti Jenab, Pahlawan Pendidikan dari Tatar Cianjur

sumber:plukme.com Siapa yang tak mengenal Kartini, sosok yang memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia?   Mungkin tak ada. Tanggal lahirnya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini dan dimeriahkan oleh anak sekolah hingga pegawai kantoran. Namun nampaknya hanya sedikit yang tahu bahwa selain Kartini, ada 3 tokoh perempuan Sunda yang jasanya tak kalah mulia. Mereka adalah Raden Dewi Sartika, Raden Ayu Lasminingrat dan Raden Siti Jenab. Telah diakui sebagai Pahlawan Nasional, Raden Dewi Sartika berjuang memuliakan perempuan melalui jalur pendidikan. Sakola Istri yang dibangunnya pada tahun 1904 tetap kokoh berdiri hingga sekarang. Berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri pada tahun 1910, bangunan sekolah yang telah berpindah dari pendopo Kabupaten Bandung dapat dilihat di Jalan Kautamaan Istri Kota Bandung. Sosok kedua adalah Raden Ayu Lasminingrat, merupakan tokoh emansipasi perempuan, pelopor pendidikan dan aktivis Perempuan Sunda. Jasanya   dalam...

Imas Masitoh; Perempuan Pejuang dari Kampung Cibungur

Hidup dengan kekurangan materi tidak menyurutkan langkah Imas Masitoh Resmiati untuk berbuat baik pada sesama. Penjual gorengan berusia 42 tahun ini merasa terenyuh melihat banyaknya anak yatim piatu   disekitar tempat tinggalnya.   Imas memahami betapa mereka butuh perhatian dan kasih sayang. Kebutuhan intangible yang sering tidak dipedulikan   di masa serba cepat dan instan ini. Padahal banyak diantara anak yatim piatu yang tergolong anak berkebutuhan khusus. Imaspun   akhirnya   berinisiatif mengasuh mereka. Apa yang dilakukan Imas tergolong nekad. Penghasilan dari hasil menjual gorengan dan keset hasil kerajinan tangan yang dijajakan dari rumah ke rumah, jelas tidaklah cukup. Ditambah suaminya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Rumah kecilnya juga tidak dapat menampung penghuni baru karena Imas sudah memiliki 2 anak. Namun Imas percaya, Tuhan akan membantu setiap perbuatan baik. Dan keyakinannya terbukti, bantuan mengalir. Jumlah an...